Dalam keterpanggilannya bagi pelayanan, STT Rumah Murid Kristus rindu menjadi alat Tuhan yang bergerak dalam rencana Tuhan, dan mengikuti arah Tuhan untuk menggenapi proyek-Nya di dunia ini yaitu membawa jiwa bagi Kerajaan Allah.
Visi 30 tahun Rumah Murid Kristus adalah membawa 1 juta orang kepada Kristus. Maka dalam usaha memenuhi target ini, Rumah Murid Kristus mengupayakan program yang dapat menjangkau sebanyak mungkin orang bagi Kristus. Salah satunya yaitu dengan program pendidikan teologi (Sekolah Tinggi Teologi) interdenominasi, dimana lewat pendidikan teologi ini diharapkan dapat menghasilkan orang-orang yang punya hati misi, terbeban dengan jiwa-jiwa dan bermental hamba. Orang-orang ini bergerak sesuai panggilannya baik dalam dunia pendidikan, usaha, dan lain-lain.
Beberapa hal yang menjadi dasar teologis STT Rumah Murid Kristus adalah:
- Amanat agung yang disampaikan Kristus kepada murid-murid-Nya menjadi dasar utama STT Rumah Murid Kristus. Dalam pesan-Nya, Kristus memerintahkan para murid untuk melaksanakan dua hal utama yaitu Pekabaran Injil dan Pemuridan. Namun sebelum dipercayakan tugas mulia tersebut, para murid dipersiapkan secara khusus oleh Tuhan Yesus Kristus. Persiapan itu meliputi pembentukan spiritualitas, mentalitas, serta kapasitas pelayanan dalam pribadi para murid. Hasil persiapan tersebut terbukti efektif dengan ditandai oleh berkembangnya gereja sampai saat ini.
- Dalam percakapan dengan para murid, Kristus menegaskan bahwa Ia akan mendirikan gereja (Mat. 16:18). Selanjutnya bila memperhatikan Alkitab Perjanjian Baru, dapat dipahami bahwa tugas pemeliharaan gereja selanjutnya – setelah Kristus naik ke sorga – dipercayakan kepada orang-orang tertentu dalam gereja (Kis. 20:28; 1 Pet. 5:2,3). Orang yang dipercayakan tugas kepemimpinan tersebut harus memenuhi kualifikasi yang ditentukan Alkitab, yaitu: penuh Roh, penuh Hikmat, cakap dalam mengajar, memiliki integritas dalam keluarga, serta memiliki kompetensi sosial dan emosi yang baik.
- Untuk memenuhi kebutuhan akan pemimpin gereja dengan kualifikasi tersebut, para rasul melaksanakan mentoring. Pada dasarnya, prinsip dasar mentoring adalah mendidik. Sebab dalam mentoring, mentor berupaya membentuk spiritualitas, mentalitas, dan kapasitas murid melalui pendekatan pendidikan seperti keteladanan, pengajaran, dan latihan secara disiplin. Pola pendidikan para rasul tersebut terbukti berhasil sebab sejarah gereja memberi informasi bahwa salah satu faktor penyebab gereja mula-mula berkembang dengan pesat adalah karena adanya pemimpin gereja yang berkualitas dan berdedikasi dalam pelayanan. Dari kenyataan ini dapat ditarik prinsip bahwa pemimpin-pemimpin gereja yang berkualitas akan dapat dihasilkan melalui proses pendidikan yang bermutu tinggi menurut pola Perjanjian Baru. Untuk itu perlu adanya institusi pendidikan yang dapat melaksanakan proses pendidikan yang dimaksud.
- Menurut Kristus, natur gereja adalah garam dan terang bagi dunia melalui sikap dan perbuatannya yang baik (Mat. 5:13-15). Sementara itu rasul Paulus menyatakan bahwa gereja adalah utusan Kristus (2 Kor. 5:20) yang menjadi agen pendamaian melalui kehidupannya yang dianalogikan seperti surat terbuka yang dapat dibaca semua orang (2 Kor. 3:2). Rasul Petrus menegaskan bahwa seharusnya kehidupan gereja Tuhan adalah untuk menyatakan kemuliaan Allah (1 Pet. 2:9). Untuk dapat menyatakan identitasnya ini, gereja Tuhan perlu dimuridkan agar mengenal dan mempraktekkan kebenaran Firman Allah dalam kehidupan sehari-hari. Proses pemuridan tersebut haruslah diupayakan gereja secara efektif dan berkelanjutan. Salah satu cara adalah melalui adanya program pendidikan teologi yang bermutu tinggi namun bersifat terjangkau sehingga dapat diikuti oleh warga gereja.